Kamis, 21 November 2013

Asuhan Persalinan Normal


Persalinan normal yaitu proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup pengeluaran bayi, plasenta dan selaput ketuban, dengan presentasi kepala (posisi belakang kepala), dari rahim ibu melalui jalan lahir (baik jalan lahir lunak maupun kasar), dengan tenaga ibu sendiri (tidak ada intervensi dari luar).

Dalam persalinan terdapat 4 kala persalinan.

1. kala 1 persalinan

dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.

fase kala 1 persalinan

1.  fase laten

· dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm

· kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik

· tidak terlalu mules

2.  fase aktif

· kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit

· lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules

· pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm)

· terdapat penurunan bagian terbawah janin

Persiapan

· ruang bersalin dan asuhan bayi baru lahir

· perlengkapan dan obat esensial

· rujukan (bila diperlukan)

· asuhan sayang ibu dalam kala 1

· upaya pencegahan infeksi yang diperlukan

Asuhan Sayang Ibu

  • memberi dukungan emosional kepada ibu bahwa ibu harus bangga dan mensyukuri anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT dan optimis bahwa ibu bisa mendidik anak dengan baik

· mengatur posisi yang nyaman bagi ibu

· cukup asupan cairan dan nutrisi

· keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke kamar kecil

· penerapan prinsip pencegahan infeksi yang sesuai

Yang tidak dianjurkan

· kateterisasi rutin

· periksa dalam berulang kali (tanpa indikasi yang jelas)

  • mengharuskan ibu pada posisi tertentu dan membatasi mobilisasi (pergerakan)

  • memberikan informasi yang tidak akurat atau berlawanan dengan kenyatan

Mengosongkan kandung kemih

· memfasilitasi kemajuan persalinan

· memberi rasa nyaman bagi ibu

· mengurangi gangguan kontraksi

· mengurangi penyulit pada distosia bahu (bahu besar/lebar)

  • bila dilakukan sendiri dapat mencegah terjadinya infeksi akibat trauma atau iritasi

Anamnesis/wawancara

· Identifikasi klien (biodata)

  • gravida (kehamilan), para (persalinan), abortus (keguguran), jumlan anak yang hidup

· HPHT (Hari Pertama Haid yang Terakhir)

· taksiran persalinan

· riwayat penyakit (sebelum dan selama kehamilan) termasuk alergi

· riwayat persalinan

Periksa abdomen

· tinggi fundus uteri (TFU)

· menentukan presentasi dan letak janin

· menentukan penurunan bagian terbawah janin

· memantau denyut jantung janin (DJJ)

· menilai kontraksi uterus

Periksa dalam (PD)

· tentukan konsistensi dan pendataran serviks (termasuk kondisi jalan lahir)

· mengukur besarnya pembukaan

· menilai selaput ketuban

  • menentukan presentasi dan seberapa jauh bagian terbawah telah melalui jalan lahir

· menentukan denominator (petunjuk)

Riwayat yang harus diperhatikan

· pernah bedah sesar (sectio cesarea)

· riwayat perdarahan berulang

· prematuritas  atau tidak cukup bulan

· ketuban pecah dini (ketuban pecah sebelum waktunya)

· pewarnaan mekonium cairan ketuban

· infeksi ante atau intrapartum

· hipertensi

· tinggi badan dibawah 140 (resiko panggul sempit)

· adanya gawat janin

· primipara dengan bagian terbawah masih tinggi

· malpresentasi atau malposisi

· tali pusat menumbung

· keadaan umum jelek atau syok

· inersia uteri atau fase laten memanjang

· partus lama

Partograf

instrumen untuk memantau kemajuan persalinan, data untuk membuat keputusan klinik dan dokumentasi asuhan persalinan yang diberikan oleh seorang penolong persalinan.

Memberikan asuhan persalinan pada kala 1

1.  perubahan fisiologis dan psikologis pada kala 1

· perubahan.fisiologis                                                                                         

beberapa perubahan yang terjadi pada masa persalinan, yaitu:       

Tekanan Darah TD meningkat, sistolik rata-rata naik 10-20mmHg, diastolik 5-10mmHg, antara kontraksi TD normal. rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan TD      

              

 Metabolisme Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal. peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yanghilang.                                                                                                       

 Suhu tubuh suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5-1C) karena peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan.    

                     

Detak Jantung Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan metabolisme. sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.                                 

                

Pernafasan Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan metabolisme. hipeventilasi yang lama dapat menyebabkan alkalosis.

Perubahan pada ginjal

poliuri(jumlah urin lebih dari normal) sering terjadi selama persalinan, disebabkan oleh peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerulus dan peningkatan aliran plasma ginjal. proteinuria dianggap gejala normal selama persalinan

Perubahan Gastro Intastinal (GI)

motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial berkurang banyak selama persalian. pengeluaramn getah lambung berkurang, menyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi lambat. cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut dalam tempo yang biasa. mual dan muntah sering terjadi sampai akhir kala I.       

PerubahanHematologi hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100ml selama persalianan dan akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca persalinan kecuali pada perdarahan postpartum

2. Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis pada kala I dipengaruhi oleh:

· pengalaman sebelumnya

· kesiapan emosi

· persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi dsb)

· support sistem

· lingkungan

· mekanisme koping

· kultur

· sikap terhadap kehamilan

Masalah psikologis yang mungkin terjadi

# kecemasan menghadapi persalinan

intervensinya: kaji penyebab kecemasan, orientasikan ibu terhadap lingkungan , pantau tanda vital (tekanan darah dan nadi), ajarkan teknik2 relaksasi, pengaturan nafas untuk memfasilitasi rasa nyeri akibat kontraksi uterus

# kurang pengetahuan tentang proses persalinan

intervensinya: kaji tingkat pengetahuan, beri informasi tentang proses persalinan dan pertolongan persalinan yang akan dilakukan, informed consent

# kemampuan mengontrol diri menurun (pada kala I fase aktif)

intervensinya: berikan support emosi dan fisik, libatkan keluarga (suami) untuk selalu mendampingi selama proses persalinan berlangsung

Pengurangan Rasa Sakit (pain relief)

berdasarkan hasil penelitian, pemebrian dukungan fisik, emosional dan psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan dalam melalui proses persalinan normal.

metode mengurangi rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko renedah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan bersifat sayang ibu.

menurut Varney, pendekatan untuk  mengurangi rasa sakit dapat dilakukan dengan cara:

· menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama persalinan (suami, orang tua)

· pengaturan posisi :duduk atau setengah duduk, posisi merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring ke kiri

· relaksasi dan pernafasan

· istirahat dan privasi

· penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan

· asuhan diri

· sentuhan

beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit

· kehadiran seorang pendamping yang terus menerus, sentuhan yang nyaman, dan dorongan dari orang yang memberikan support

· perubahan posisi dan pergerakan

· sentuhan dan massase

· counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligamen

· pijatan ganda pada pinggul

· penekanan pada lutut

· kompres hangat dan kompres dingin

· berendam

· pengeluaran suara

· visualisasi dan pemusatan perhatian (dengan berdoa)

· musik yang lembut dan menyenangkan ibu

Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis  ibu dan keluarga

a. mengatur posisi

anjurkan ibu untuk mengatur posisi yang nyaman selama persalinan, anjurkan suami atau pendamping untuk membantu ibu mengatur posisi. ibu boleh berjalan, berdiri atau jongkok (membantu proses turunnya bagian terendah janin). berbaring miring (memberi rasa santai, memberi oksigenisasi yang baik ke janin, mencegah laserasi) atau merangkak(mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum, baik pada ibu yang mengeluh sakit punggung). posisi terlentang kurang dianjurkan karena dapat menyebabkan menurunnya sirkulasi darah dari ibu ke plasenta berdampak pada terjadinya hipoksia janin.

b. pemberian cairan dan nutrisi

berikan ibu asupan makanan ringan dan minum aior sesering mungkin agar tidak terjadi dehidrasi. dehidrasi dapat memperlambat kontraksi/ kontraksi menjadi kurang efektik

Eliminasi

Buang Air Kecil (BAK)

anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin setiap 2 jam sekali atau lebih sering atau jika kandung kemih penuh. anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi, jangan dilakukan kateterisasi kecuali ibu tidak dapat berkemih secara normal. tindakan kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit dan menimbulkan resiko infeksi serta perlukaan pada kandung kemih.

kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan:

· memperlambat turunnya bagian terendah janin

· menimbulkan rasa tidak nyaman

· meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri

· mengganggu penatalaksanaan distosia bahu

· meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pascapersalinan

Buang Air Besar (BAB)

anjurkan ibu untuk BAB jika perlu. jika ibu ingin merasakan BAB saat fase aktif harus dipastikan apakah yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan pada rektum, jika ibu belum siap melahirkan diperbolehkan BAB di kamar mandi

tindakan klisma tidak dianjurkan dilakukan secara rutin karena dapat meningkatkan jumlah feses yang keluar pada kala II dan dapat meningkatkan resiko infeksi.

Mencegah Infeksi

menjaga lingkungan yang bersih sangat penting untuk mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayi. kepatuhan dalam menjalankan praktek2 pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong dan keluarga dari resiko infeksi

anjurkan ibu untuk mandi dan mengenakan pakaian yang bersih sebelum persalinan. anjurkan pada keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan ibu atau bayi baru lahir(BBL)

gunakan alat2 steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dan sarung tangan pada saat diperlukan dalam melakukan pertolongan persalinan.

batasan persalinan kala II

dimulai saat pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh tubuh janin.

tanda gejala kala II

· ibu ingin meneran (dorongan meneran/doran)

· perineum menonjol (perjol)

· vulva membuka (vulka)

· tekanan anus (teknus)

· meningkatnya pengeluaran darah dan lendir

· kepala telah turun di dasar panggul

diagnosis pasti

· pembukaan lengkap

· kepala bayi terlihat pada introitus vagina

Fase kala II (Aderhold dan robert)

Persalinan


Sekarang posisi bayi sudah di bawah, masuk ke kanal kelahiran, biasanya dengan kepala di bawah mengarah ke leher rahim yang sudah terbuka. Anda akan merasakan uterus berkontraksi untuk membantu bayi membuka jalan menuju dunia luar. Pada waktu kontraksi terasa, itulah saatnya mengejan. Dengarkanlah desakan hati anda.

Menunggu sinyal dari tubuh untuk mengejan akan sangat membantu kelahiran. (Jika anda mendapat epidural untuk mengurangi rasa sakit, desakan hati untuk mengejan akan berkurang.)

Mengejan adalah kerja keras, wajah anda akan memerah dan tubuh basah oleh keringat. Dengan setiap kontraksi dan setiap kali mengejan maka kepala bayi keluar sedikit demi sedikit melalui liang vagina. Kepala bayi mungkin masuk kembali antara setiap kontraksi tetapi segera menyembul kembali.

 Di tahap ini, kontraksi dapat terjadi setiap 1 sampai 3 menit dengan waktu sela yang pendek untuk “istirahat”.

Munculnya kepala bagian atas secara penuh disebut permahkotaan (crowning). Setelah permahkotaan, kelahiran akan terjadi setelah beberapa kali kontraksi dan mengejan. Bayi lahir dengan kepala lebih dulu terjadi pada 19 dari 20 kelahiran. Siasanya lahir dengan pantat terlebih dulu.

Pada awal persalinan ada rasa yang menusuk atau panas sekali sebagai tanda bahwa bayi sedang melonggarkan jalan di kanal kelahiran.

Pada saat anda merasakannya, berhentilah mengejan, tarik napas pendek-pendek dan cepat, dan biarkan kontraksi uterus yang mendorong bayi keluar. Hal ini berlangsung singkat, dan anda akan mengalami mati rasa pada saat kepala bayi melonggarkan liang vagina dan memblokir syaraf-syaraf yang sangat halus disekitarnya.

Staf medis akan memastikan tali pusar tidak melilit leher bayi. Bila diperkirakan jaringan vagina bisa koyak, mereka akan melakukan episiotomi—sayatan untuk menghindarkan koyak. Perlu diketahui bahwa vagina sangat elastis dan mampu merenggang, sehingga pada kelahiran tanpa komplikasi biasanya tidak memerlukan episiotomi.

Bila episiotomi dianggap perlu, anda akan diberikan anestesi lokal lalu area antara vagina dan rektum disayat sedikit agar liang lebih lebar untuk kelahiran. Area ini akan dijahit kembali setelah melahirkan. Para bidan biasanya sudah terlatih melakukan episiotomi.

Kepala bayi akan memutar dari sisi ke sisi untuk memudahkan perjalanannya. Ketika seluruh kepala sudah keluar, leher akan menegak dan kepala memutar untuk menyesuaikan dengan posisi pundaknya. Tubuh bayi akan terus berputar, mula-mula menggerakkan salah satu pundak lalu disusul pundak lainnya sepanjang kanal lahir. Bagian tubuh lainnya menyusul keluar dengan cepat, dan lahirlah sang bayi!

Fetal distress adalah istilah yang dipakai untuk masalah yang dialami bayi. Bayi seharusnya sudah lahir dalam waktu tertentu setelah membran air ketuban pecah. Dokter dapat mengukur tingkat fetal distress dengan cara memantau detak jantungnya. Apabila detakannya tidak segera membaik, dokter tidak akan mengikuti cara persalinan pilihan anda melainkan memilih cara lain yang lebih cepat. Episiotomi, operasi cesar, atau penggunaan forsep (tang jepit) mungkin diperlukan untuk memastikan bayi lahir dengan selamat.

Masalah yang membahayakan ibu dapat terjadi selama persalinan, tetapi dengan adanya fasilitas modern, hal ini sudah cenderung berkurang. Kondisi anda akan terus dipantau selama persalinan untuk mewaspadai munculnya tanda-tanda komplikasi.

Persalinan belum sempurna sebelum plasenta keluar. Biasanya hal ini terjadi antara 5 sampai 45 menit setelah bayi lahir.

Dinding uterus berkontraksi beberapa kali untuk melepaskan plasenta. Mungkin timbul rasa sakit tetapi intensitasnya lebih ringan ketimbang kontraksi untuk mendorong bayi keluar. Darah mengalir keluar dari vagina, tali pusar memanjang, uterus dan perut melembung pada saat plasenta keluar dari uterus menuju vagina, dan akhirnya uterus mengencang kembali.

Sabtu, 02 November 2013

P3K pada keracunan



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Racun
Racun (toksin) adalah setiap zat yang menganggu kesehatan atau menyebabkan kematian  kerena kerja kimiawinya ketika zat ini masuk kedalam tubuh atau kontak dengan kulit.

2.2. Macam-Macam Keracunan
2.2.1. Racun yang Tertelan
Racun yang tertelan terjadi bila pasien menelan zat toksin. Jika zat toksin tertelan sedikit maka sedikit efek tosiknya. Namun demikian, selalu ada potensi terjadinya keracunan yang berat dan fatal.
a. Mengenali keracunan zat yang tertelan
Tanda-tanda keracunan zat yang tertelan meliputi
·        Nyeri dan kram abdomen
·        Mual muntah
·        Diare
·        Rasa seperti terbakar, berbau, berwarna disekitar dan didalam mulut
·        Pusing atau tidak berespon
·        Terdapat wadah racun didekat korban
b.Perawatan untuk racun yang tertelan
Untuk merawat korban yang mengalami keracunan zat yang tertelan:
1.      Tentukan hal-hal berikut:
·        Usia dan ukuran tubuh korban
·        Apa yang ditelan(baca label wadah, simpan muntahan untuk analisis)
·        Berapa banyak yang ditelan(misalnya selusin tablet)
·        Kapan ditelannya
2.      Untuk korban responsive
Telepon 118 atau layanan medis darurat setempat atau sentra informasi keracunan nasional(sikernas) untuk minta petunjuk apa yang harus dilakukan
3.      Untuk korban yang tidak responsive
Buka jalan nafasnya, periksa pernafasan, dan berikan penanganan yang sesuai. Telepon 118 atau layanan medis darurat setempat.
Jika korban bernafas, tempatkan korban pada posisi pemulihan, miring kekiri untuk memperlambat absorpsi racun dan untuk mencegah aspirasi kedalam paru jika mulai muntah.
2.2.2. Keracunan Akibat Alcohol dan Obat lain
Keracuna yang disebabkan oleh operdosis atau penyalahagunaan obat dan zat-zat lain termasuk alcohol sering terjadi. Obat yang sering disalah gunakan di AMERIKA SERIKAT adalah alcohol.
a.           Mengenali Intoksikasi Alcohol
Membantu orang yang mengalmi intoksikasi dapat menjadi sulit karena orang tersebut melawan dan agresif.  Kondisi korban bener-benar serius bahkan mengancam nyawa. Meski pun tanda-tanda berikut menunjukkan intoksikasi alcohol, beberapa juga dapat berarti cedera atau penyakit selain intoksikasi alcohol, seperti diabetes.
·        Bau alcohol pada nafas atau pakaian korban
·        Tidak setabil, sempoyongan
·        Bingung
·        Bicara meracau
·        Mual dan muntah
·        Wajah kemerahan
b.         Perawatan intoksikasi alcohol
Untuk merawat intoksitasi alcohol
1.      Jika korban responsive:
·        Pantau pernafasan
·        Cari adakah cedera
·        Tempatkan pada posisi pemulihan(miring kekiri)
·        Telepon 118 atau layanan medis setempat atau sikernas untuk mintak saran
2.      Jika korban tidak responsive:
·        Buka jalan nafas
·        Periksa pernafasan dan berikan penangan yang sesuai
·        Telepon 118 atau layanan medis setempat
2.2.3.Keracunan korbon monoksida
Korban keracunan karbon monoksida(CO) seringkali tidak menyadari adanya gas. Gas CO tidak terlihat, tidak berasa, tidak berbau dan tidak mengiritasi. Gas ini dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna dari bahan organik seperti bensin, kayu, kertas, arang, batu bara, dan gas alam.
a. Mengenali Keracunan Monoksida
Sulit mememtukan apakah seseorang mengalami keracuna  CO, tanda- tanda keracinan CO meliputi:
·        Nyeri kepala
·        Telinga berdenging
·        Nyeri dada
·        Otot lemah
·        Mual dan muntah
·        Pusing dan perubahan penglihan (pengelihatan kabur atau ganda)
·        Tdak memberikan respon
·        Nafas dan nadi berhenti
Kondisi berikut ini menunjukkan kemungkunan keracunan CO:
·        Gejala hilang timbul
·        Gejala memburuk atau mebaik ditempat tertentu atau pada waktu tertentu
·        Orang disekitar korban mengalami gejala yang serupa
·        Gejala-gejala dapat disalah artikan dengan flu
·        Hewan peliharaan tampak sakit
b.      Perawatan untuk keracunan karbon monoksida
1.      Keluarkan korban dari lingkungan toksik ketempat berudara segar
2.      Telepon 118 atau layanan medis darurat setempat
3.      Pantau pernafasan
4.      Tempatkn korban bernafasa yang tidak respon pada posisi pemulihan.
2.2.4.   Keracunan Tanaman
Sekitar 50% orang yang terpajan poison ivy, racun oak, dan racun sumac, memiliki  alergi terhadap tanaman tersebut akan bereaksi dengannya. Lebih dari 60 tanaman dapat menyebabkan reaksi alergi, tetapi poison ivy, racun oak, dan racun sumac adalah racun yang paling umum.
a.    Menganali Keracunan Tanaman
Reaksi alergi dapat mulai terjadi 6 jam setelah kontak, tetapi biasanya terjadi 24 jam- 72 jam setelah pajanan. Tanda-tanda keracunan tanaman meliputi:
·        Ruam
·        Gatal
·        Kemerahan
·        Lepuh
·        bengkak
b.   Perawatan untuk Keracunan Tanaman
1.Orang yang mengetahui bahwa mereka kontak dengan tanaman beracun harus mencuci area yang terkena dengan sabun dan air dingin sesegera mungkin untuk membuang resin berminya atau sebaik memakai alcohol(isoppropil)yang digosk secara bebas(bukan dengan mengoleskan jenis apusan).
2.   Untuk reaksi yang ringan, minta korban berendam dala air hanhat suam-suam kuku yang ditetesi 1-2 cangkir oatmeal koloidal (seperti aveno) atau gunakan salah satu dari yang disebut berikut.
·  losion kalamin (salep kalamin jika kulit menjadi kering dan pecah-pecah )
·  pasta soda kueh: 1 sendok the ir dicampur dengan 3 sendok teh soda kue
3.   Untuk reaksi yang hebat lakukan perawatn pada kulit sama seperti perawatan untuk reaksi yang ringan dan cari pertolongan medis.

2.3.    Keracunan Berdasarkan Jalan Masuk
Berdasarkan jalan masuknya racun kedalam tubuh manusia, keracunan dibagi menjadi empat:
2.3.1. Keracunan melalui Mulut/ Alat Pencernaan
a.    Gejala:
·        Mual muntah
·        Nyeri perut
·        Diare
·        Nafas berbau
·        Suara parau
·        Luka bakar pada daerah mulut
·        Adanya sisa racun didaerah mulu
·        Mulut bebusa
b.      Penanganan
·        Beri minum anti racun umum(norit, susu, putih telur, air kelapa, air mineral), jangan berikan susu jika tidak yakin akan jenis racun karena kandungan protein dalam susu dapat mempercepat penyerapan racun dalam tubuh.
·        Usahakan sipenderita muntah. Jangan muntahkan bila korban kejang, tidak sadra, atau menelan minyak, asam ataupun basa kuat.
2.3.2. Keracunan melalui Pernapasan
a.       Gejala:
·        Sesak nafas
·        Kulit kebiruan (sianosis)
·        Nafas berbau
·        Batuk
·        Sura parau
b.      Penanganan:
·        Bawa korban ke tempat berudara segar
·        Beri oksigen bila ada
·        Rujuk ke fasilitas kesehatan segera
2.3.3. Keracunan melalui Kontak/Penyerapan (Kulit)
a.       Gejala :
·        Kulit daerah kontak berwarna kemerahan
·        Nyeri
·        Melepuh dan meluas
b.      Penanganan
·        Buka baju penderita bila terkena racun
·        Bila racun berupa serbuk, bersihkan sampai bersih
·        Siram bagian yang terkean dengan air (minimal 20 menit). Jangan siram kulit dengan air yang terkena soda api.
2.3.4.Keracunan melalui Injeksi/Gigitan
a.       Gejala:
·        Luka didaerah suntikan/gigitan
·        Nyeri pada daerah gigitan
·        Kemerahan
·        Perubahan warna kulit
b.      Penanganan
·        Tenangakan korban
·        Rujuk ke fasilitas kesehatan
·        Jangan memakai torniket












BAB III
PENUTUP
                       

3.1. KESIMPULAN
Racun adalah setiap zat yang menganggu kesehatan atau menyebabkan kematian Karen akerja kimiawinya yang masuk kedalam tubuh manusia. Zat toksin yang masuk kedalam tubuh manusia perlahan-lahan akan menyebabakan kematian, sehingga harus ada pertolongan pertama pada penderita keracunan sebelum ada bantuan dari tenaga medis. Sebelum melakukan penangan kepada penderita keracunan sebaiknya mengenali dahulu apa penyebab keracunan tersebut, seberapa besar banyak racun itu masuk kedalam tubuh manusia dan melalui apa. Sehingga kita tahu penanganann yang tepat.


3.2. SARAN
Makalah ini diharapakan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca dan tenaga kesehatan lainnya tentang pertplongan pertama pada keracunan dan sebagai bahan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan tentang pertolongan pertama. Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami maeminta kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah ini.